Ada Ritual Penangkal Hujan di Acara DCF 2022, Panitia Sempat Was-Was

Ada Ritual Penangkal Hujan di Acara DCF 2022, Panitia Sempat Was-Was

                       Foto / Ines


NEAJURNAL-BMKG sempat memprediksi potensi turun hujan ketika gelaran Dieng Culture Festival DCF 2022. Penyelenggara lakukan ritual untuk mengantisipasi hujan turun.

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara, Hery Santosa Wibowo mengatakan sudah melakukan prakiraan cuaca wilayah Dieng secara umum periode 29 Agustus sampai 4 September 2022.

"Untuk cuaca pagi, cerah berawan - berawan. Siang, Berawan - berawan tebal, berpotensi hujan ringan pada menjelang sore sampai awal malam hari. Kemudian malam hari berawan sampai dini hari,” kata dia, Jumat (2/9/2022).

Sementara untuk suhu udara sekitar 12 derajat celcius sampai 25 derajat celcius. Sedangkan untuk kelembapam udara 80-100 persen.

Berdasarkan dinamika atmosfer, lanjutnya, untuk wilayah Jateng dan khususnya di sekitar wilayah Wonosobo dan Dieng masih ada potensi hujan dan pertumbuhan awan hingga 1-2 hari ke depan.

Ketua Pokdarwis Dieng Pandawa sekaligus penyelenggara DCF, Alif Fauzi mengatakan, pihaknya sempat was-was dengan cuaca saat ini. Pasalnya, jelang gelaran DCF hujan masih turun meski dimusim kemarau.

Pihaknya melakukan koordinasi dengan BMKG untuk memantau cuaca. Ia pun sudah mendapatkan informasi yang sama bahwa ada kemungkinan hujan turun meski dengan intensitas rendah.  

"Kemarin ada BMKG yang menginap di sini. Kami komunikasi untuk analisis dan katanya ada kemungkinan hujan ringan. Kami sering bertanya karena was was. Karena pada bulan Agustus itu 3 hari hujan berturut turut, kami berdoa semoga kegiatan dengan niat baik merestui," ungkapnya.

Ketika ditanya pawang hujan. Pihaknya menjawab sudah melakukan berbagai upaya. "Ya, itu itikad yang kami lakukan, karena kami orang jawa jadi kami lakukan itu, makanya ada ritual napak tilas nah salah satunya untuk itu (antisipasi hujan)," ujar dia.


Prosesi napak tilas dilakukan pada pagi hari sebelum acara DCF dimulai. Tepatnya H-1 prosesi pencukuran rambut gimbal. Ritual napak tilas kurang lebih dilakukan oleh tokoh sesepuh Dieng di 30 titik dengan prosesi yang berbeda-beda.


7 Tempat Wisata Dieng Yang Wajib Dikunjungi Saat Liburan

7 Tempat Wisata Dieng Yang Wajib Dikunjungi Saat Liburan



7 Tempat Wisata Dieng Yang Wajib Dikunjungi Saat Liburan

NEATIZEN- Dieng memiliki banyak tempat wisata yang menyuguhkan pesona alamnya yang menawan dengan udara sejuk. 

 Selain itu, beberapa destinasi wisata di Dieng sarat dengan nilai sejarah dan budaya yang menarik bagi semua pengunjung. Cari tahu apa yang bisa dilihat di Dieng dan ke mana harus pergi berlibur bersama teman dan keluarga berikut ini 

 1 Kompleks Candi Dieng 

 Dieng memiliki kekayaan sejarah dan budaya peradaban Hindu yang masih terpelihara di kawasan Kompleks Candi Dieng Banjarnegara.  Kompleks candi ini terdiri dari tiga kompleks candi: Candi Ghatotkacha, Candi Dwarawati, Candi Bima dan Candi Arjuna. 

 Pada acara tahunan tertentu di sekitar candi Arjuna, Anda dapat melihat ritual Ruwatan yang dilakukan oleh anak-anak Dieng dengan rambut gimbal. 

 2. Telaga Warna  
 
Telaga Warna sangat populer di kalangan wisatawan. Ini karena kekhasan warna air danau, yang berubah seiring cuaca dan pembiasan cahaya.  Anda bisa melihat perubahan warna merah, putih, biru, ungu dan hijau di Telaga Warna ini. 

Objek wisata telaga Warna terletak di Desa Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. 

 3. Telaga  Pangilon

Telaga Pengilon bersebelahan dengan Telaga Warna, keduanya berada di wilayah yang sama, sehingga dinamakan Telaga Kembar. 
 Di sebelah Telaga Warna yang unik, Danau Pengilon sebening kaca yang tidak pernah berubah warna. 
 Untuk pemandangan terbaik Telaga Penguilon dan Telaga Warna, Anda dapat mendaki batu ratapan angin 
disebelah timur telaga Warna.
 
4. Kawah Sikidang
 Kawah Sikidang merupakan objek wisata yang populer. Wisata ini merupakan kawah dari letusan gunung berapi yang masih aktif. Masker direkomendasikan untuk pengunjung.

Hal ini untuk menghindari menghirup gas beracun seperti asap putih. 
 Kawah Sikidang memiliki pusaran yang dapat merebus telur hanya dalam lima menit. Dan yang menarik adalah ada anak-anak dengan rambut gimbal di tempat ini. 

 5 Batu Ratapan Angin 
 
Batu Ratapan Angin   merupakan tempat yang strategis untuk melihat pemandangan Danau Varna dan Danau Pengilon. Siulan dan gemerisik terasa di atas batu seperti deru angin yang bertiup di antara dedaunan. 
 Keunikan suara ini maka diberi nama sebuah objek wisata bernama Batu Ratapan Angin. Di sini Anda bisa berfoto dengan latar belakang panorama perbukitan yang indah. 

 6. Bukit Sikunir 
 Bagi penyuka panorama matahari terbit, destinasi ini sayang untuk dilewatkan. Bukit Sikunir merupakan lokasi strategis tertinggi yang diyakini sebagai titik matahari terbit terindah di Asia Tenggara. Berada di ketinggian sekitar 2.263 meter di atas permukaan laut, Bukit Sikunir merupakan tempat terbaik untuk menikmati pemandangan Dataran Tinggi Dieng. Bukit ini berada di sebelah timur Kecamatan Kejajar. 

 7, Museum Kaliasa 

 Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang sejarah Dieng di luar liburan Anda di museum Kaliasa. disana terdapat berbagai benda benda peninggalan di Dieng. Lokasinya tak jauh dari kompleks Candi Arjuna.


Mengenal Candi Dwarawati Dieng

Mengenal Candi Dwarawati Dieng


Candi Dwarawati Dieng Candi Dwarawati dibangun sekitar abad ke-8 Masehi sebagai tempat pemujaan Dewa Siwa. Awalnya terdapat beberapa arca di tempat ini (patung Ganesha, Agatsya, dan Dewi Durga) namun kini telah dipindahkan ke museum Kailasa.

 Di sekitar Candi Dwarawati juga terdapat tumpukan batu yang diduga merupakan sisa-sisa bangunan candi lainnya karena di tempat ini dulunya terdapat beberapa candi lain seperti Candi Pandu, Candi Margasari, dan Candi Parikesit yang kini sudah menghilang. 

Candi Dwarawati merupakan peninggalan Dinasti Syailendra. Pada umumnya candi-candi lain di Dieng memiliki nama berdasarkan karakter wayang, nama Dwarawati adalah nama ibu kota kerajaan Dwarata di India.

 Nama Dwarawati diberikan karena bentuk dan arsitektur Candi Dwarawati sangat mirip dengan candi-candi di India. Candi Dwarawati terletak di Dataran Tinggi Dieng, Krajan, Dieng Kulon, Kec. Batur, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah 53456.

Terletak di sebelah utara kawasan wisata Dieng, tepatnya di belakang kawasan pemukiman Dieng Kulon. Letaknya yang cukup tersembunyi menyebabkan pura ini kurang familiar bagi wisatawan. 

Untuk mengunjungi Candi Dwarawati, pengunjung harus melewati pemukiman Penduduk Desa Dieng Kulon dan jalan setapak di tengah ladang kentang. Konon candi Dwarawati ini tidak boleh dimasuki oleh pengunjung karena ada cerita mistis di candi Dwarawati, kebanyakan pengunjung yang masuk ke candi Dwarawati ini tidak bisa keluar lagi, kata orang jaman dahulu candi tersebut sudah menunggu atau dalam bahasa indonesianya adalah sosok penjaga .

 Candi tersebut memiliki penjaga berupa Gandarwo, katanya, jika seseorang berani memasuki candi Dwarawati, mereka tidak akan bisa kembali karena mereka akan dijadikan teman Gandarwo disana. 

Tak heran jika masyarakat Dieng Kulon melarang pengunjung untuk tidak masuk ke dalam candi Dwarawati karena takut tidak bisa kembali lagi dan sampai saat ini belum ada yang berani masuk ke dalam candi tersebut walaupun candi tersebut sudah sangat tua dan perlu diperbaiki namun tidak ada seorangpun ingin memperbaiki candi meskipun bangunannya sudah sangat tua. 

Namun itu hanya legenda, setelah diteliti ternyata candi Dwarawati memiliki gas beracun sehingga jika pengunjung masuk ke candi untuk menghirup gas yang ada di dalam candi Dwarawati tidak akan terselamatkan lagi karena gas tersebut sangat berbahaya di hitungan detik. saja bisa membunuh satu nyawa.

(Anggun)

Bukit Sikunir 2022, Tiket Masuk dan Aktivitas Yang Bisa Dilakukan

Bukit Sikunir 2022, Tiket Masuk dan Aktivitas Yang Bisa Dilakukan


Bukit Sikunir 2022, Tiket Masuk dan Aktivitas Yang Bisa Dilakukan

NEATIZEN-Sikunir adalah nama salah satu bukit terpopuler di kawasan Dieng Wonosobo. Tempat ini juga terkenal dengan pemandangan matahari terbit yang paling epic dan memukau bagi pengunjung.

Anda juga bisa melakukan berbagai aktivitas menarik seperti camping, hiking, dan masih banyak lagi lainnya, di Bukit Sikunir banyak terdapat Bukit Sikunir yang indah semakin indah dengan adanya danau cebong di dekatnya.

Anda juga bisa mengunjungi Sikunir dengan memanfaatkan paket wisata seperti yang ada di Semarang yang ditawarkan oleh Biro Perjalanan Wisata. Namun sebelum itu, mari kita simak ulasan lengkap Bukit Sikunir terlebih dahulu.

Sekilas Bukit Sikunir
Bukit Sikunir terletak di Negeri Awan Dieng dengan ketinggian kurang lebih 2.463 meter di atas permukaan laut. Meski cukup tinggi, jalur pendakian bukit ini tidak terlalu panjang karena masih ada perkampungan di sekitarnya.

Desa ini juga sering disebut sebagai Desa Sembungan yang terletak di ketinggian sekitar 2.300 meter di atas permukaan laut dan merupakan desa tertinggi di pulau Jawa. Berada di ketinggian ini membuat suhu di Bukit Sikunir sangat dingin dan bisa mencapai 15 hingga 10 derajat Celcius.

Selain itu, tepat sebelum jalur pendakian, dari tempat parkir Anda dapat melihat sebuah danau besar yang disebut Telaga Cebong. Berkat jalur yang sangat mudah dan puncaknya yang tinggi ini membuat Bukit Sikunir begitu diminati oleh para wisatawan terutama pendaki pemula.

Anda juga bisa merasakan dan mendapatkan sensasi dan keindahan saat mendaki gunung yang tinggi ini tanpa harus berjalan terlalu lama. Keindahan Bukit Sikunir bahkan sudah terkenal hingga ke mancanegara.

Objek Wisata Bukit Sikunir
Banyak hal yang bisa menjadi daya pikat dari Puncak Bukit Sikunir ini sehingga bisa menjadi tempat wisata favorit para wisatawan. Berikut beberapa hal menarik yang bisa kamu lakukan saat mengunjungi Bukit Sikunir Dieng

Menikmati Golden Sunrise
Matahari Terbit Bukit Sikunir

Puncak Sikunir memang sudah sangat terkenal sebagai salah satu spot golden sunrise terindah di Pulau Jawa, seperti halnya Bromo. Pemandangan matahari terbit dari Puncak Sikunir ini terlihat sangat indah berkat panorama sekitarnya.
Gunung gunung tinggi di Jawa juga bisa terlihat jelas dari puncak Sikunir, seperti gunung Sindoro Sumbing, Prau, gunung Kembang, dan Merbabu. 
Gunung-gunung yang sangat menjulang tinggi seolah menembus lautan awan yang sangat luas.

Kabut tipis yang menyelimuti puncak Sikunir benar-benar menambah epik pemandangan matahari terbit yang Anda lihat. Momen mentari muncul di sela-sela pegunungan yang terlihat tak pernah luput dari jepretan kamera pengunjung.

Untuk mendapatkan momen indah ini, wisatawan juga rela bangun pagi untuk memulai pendakian ke puncak. Indahnya panorama Golden Sunrise di Sikunir ini tidak akan mengecewakan anda yang sudah datang.

Trekking di Bukit Sikunir

Dari tempat parkir atau pintu masuk, Anda juga harus melalui jalur trekking terlebih dahulu untuk mencapai lokasi Puncak Sikunir.

Jalur yang dilalui tidak terlalu berat karena sudah dibuat jalan setapak dan juga tangga dari tanah. Bukit Sikunir sering juga menjadi jalur pelatihan bagi pendaki pemula sebelum berangkat mendaki gunung yang lebih tinggi.

Sensasi mendaki gunung ini juga bisa Anda rasakan saat trekking seperti udara dingin di jalur menanjak dan pemandangan puncak yang menakjubkan. Itulah salah satu alasan Puncak Sikunir selalu ramai dikunjungi pengunjung baik dari dalam maupun luar kota bahkan wisatawan mancanegara.

Namun Anda tetap harus berhati-hati karena jalannya terkadang licin dan sempit untuk menuju puncak. Selain itu, jalur pendakian terkadang ramai oleh pengunjung yang ingin melihat indahnya pemandangan Puncak Sikunir ini.

Gunung Prau, Wisata Alam yang Ramah Pendaki Kalangan Pemula

Gunung Prau, Wisata Alam yang Ramah Pendaki Kalangan Pemula


NEATIZEN-Gunung Prau merupakan salah satu gunung yang ada di Jawa Tengah yang memiliki ketinggian sekitar 2.590 meter dari permukaan laut (mdpl).

Sejak 4 September 2021, gunung yang masuk dalam wilayah Kabupaten Batang, Kendal, Temanggung, dan Wonosobo ini sudah membuka kembali seluruh jalurnya yang telah ditutup akibat PPKM Jawa-Bali.

Adapun demikian, jalur pendakian Gunung Prau ini adalah via Dieng, Patak Banteng, Kalilembu, Igirmranak, Dwarawati, dan Wates.

Pada tahun 2017 lalu,ada seorang pemandu gunung profesional ni mengatakan bahwa gunung setinggi sekitar 2.565 meter dari permukaan laut (mdpl) ini ramah bagi Anda kaum pemula.

Menurut beliau, gunung Prau ini dikatakan sebagai gunung untuk pemula lantaran gunung ini  memiliki berbagai akses dan medan yang cukup tidak sulit.

“Dari segi akses dan medan jalan pendakian bisa sangat mudah. Dan itu  membuat Gunung Prau ini selalu ramai dikunjungi para pecinta alam.

Selain itu, gunung yang menawarkan pemandangan indah ini juga banyak memiliki rata-rata lama pendakian Gunung Prau sekitar 3-4 jam saja dari basecamp sampai ke puncak tersebut.

Namun, terdapat lima alasan lain mengapa Gunung Prau ini  dikatakan sebagai gunung untuk pemula.

1. Lama pendakian Gunung Prau tidak sampai 5 jam

Sebelum dikatakan bahwa waktu yang diperlukan ini itu  untuk mendaki Gunung Prau dari basecamp mencapai puncak adalah sekitar 3-4 jam.

Untuk pendakian via Kalilembu, dan estimasi waktunya adalah sekitar kurang lebih 3 jam 20 menit. Sementara via Igirmranak sekitar kurang lebih 4 jam, via Wates sekitar 3-3,5 jam, dan via Dwarawati sekitar 2,5-3 jam.

Kemudian itu lama pendakian Gunung Prau via Patak Banteng ini  adalah sekitar 4 jam juga  sudah termasuk jalan santai dan istirahat, dan via Dieng sekitar 3-4 jam.

Namun, perlu dicatat bahwa selain via Patak Banteng dan estimasi waktu jalur pendakian lainnya itu tergantung pada panjang jalur yang kondisi fisik pendaki yang bersangkutan untuk muncak.

Misalnya apakah mereka itu tidak bisa mendaki dengan cepat dan sebagainya. Pertimbangan lainnya juga yang belum dihitung adalah seberapa sering seorang pendaki berhenti untuk istirahat, dan seberapa lama mereka akan istirahat.

2. Jalur pendakian Gunung Prau dekat dengan puncak

Salah satu jalur pendakian Gunung Prau ini adalahi via Patak Banteng dan memiliki rute pendakian yang lebih singkat. Tidak banyak hal, banyak pendaki yang menyukainya.

Bendahara Konservasi Gunung pada saat ini mengatakan bahwa rute pendakian yang lebih singkat dikarenakan Patak Banteng lebih dekat dengan puncak Prau.

3. Jalur pendakian Gunung Prau landai yang bikin betah

Jika jalur pendakian  gunung prau via patak 
Banteng ini  menawarkan rute yang paling singkat dan tentunya cepat 
Menuju puncak  ,maka jalur pendakian Gunung prau via Dwarawati ini sangat menawarkan medan yang lebih landai.

Tidak hanya itu, jalur pendakiannya juga mayoritas lebih pada tanah yang berundak. Hal ini membuatnya cukup aman untuk dilalui pendaki pemula.

Kendati demikian, calon pendaki juga harap dihimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati dengan sebagai antisipasi jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

4. Ada fasilitas ojek menuju Pos 1 di salah satu basecamp.

Pada umumnya, seluruh calon pendaki ini akan selalu melakukan persiapan fisik jauh sebelum waktu pendakian itu mulai karena untuk melatih tubuh agar siap menghadapi medan gunung yang akan dilewati.

Kendati demikian, bagi pendaki pemula yang ingin menghemat tenaga karena sebelumnya belum pernah sama sekali untuk mendaki, terdapat juga fasilitas ojek yang bisa dimanfaatkan.

5. Banyak pemandangan indah yang bikin lupa rasa lelah

Setiap jalur pendakian Gunung Prau ini memiliki pemandangan alam yang sangat istimewa. Misalnya ada via Wates yang menyuguhkan pemandangan hutan cemara dan hutan rimba.

para pendaki yang menempuh perjalanan dari salah satu dusun di Kecamatan Wonoboyo, Kabupaten Temanggung itu juga akan disambut dengan  pemandangan air terjun yang sangat indah.

Dibalik Indahnya Telaga Pangilon Dieng

Dibalik Indahnya Telaga Pangilon Dieng

       Telaga Pengilon/jejakpiknik.com

NEATIZEN-Selain mempunyai wisata pegunungan dieng juga kaya akan wisata lainya  salah satunya berupa telaga yang jumlahnya tak sedikit. Setiap telaga yang ada dieng ini mempunyai keunikan tersendiri, seperti halnya telaga pengilon yang mempunyai air yang sangat jernih. Lokasinya dikelilingi bukit-bukit sehingga membuat wisata telaga di dieng yang satu ini semakin menarik untuk di kunjungi.

Asal Usul  dan Mitos Telaga Pangilon

Diberi nama telaga pengilon ini mempunyai arti tersendiri yaitu Pengilon merupakan bahasa jawa yang mempunyai arti tempat berkaca / kaca. Karena di danau tersebut mempunyai air yang sebening kaca maka diberilah nama telaga pengilon.

Mitos Telaga Pengilon ini sangat menarik untuk diketahui. Apabila anda berkaca di air telaga ini dan bayangan yang muncul dalam air menampakan wajah yang enak tidak dipandang Berarti hati anda belum sepenuhnya bersih.

Mitos tersebutlah yang saat ini dipercayai oleh sebagian orang. Dengan adanya mitos tersebut ini membuat telaga pengilon menjadi semakin menarik untuk di kunjungi.

Lokasi Telaga Pengilon Dieng Wonosobo

Telaga Pengilon ini berlokasi di daerah Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, Jawa Tengah. Telaga warna lokasinya berjejeran dengan telaga warna lainnya hingga Berjarak Sekitar 1 Km dari kawasan wisata candi dieng.

Harga Tiket Masuk Telaga Pengilon Dieng

Harga tiket masuk untuk telaga pengilon adalah sebesar 10.000 rupiah. Tiket tersebut ini merupakan satu paket dengan telaga warna.

Dengan membeli satu tiket ini anda dan keluarga sudah bisa menikmati dua wisata telaga yang ada di dieng tersebut.

Jalan Menuju Telaga Pengilon Dieng

Setelah anda sampai di wonosobo kota, tapatnya di alun-alun lalu anda ambil arah jalan dieng. Jalang dieng lokasinya tepat berada di sebelah barat alun-alun.

Ikuti jalan tersebut hingga sampi ke pertigaan Dieng. Lalu Sampai di pertigaan Dieng dan ambil jalur kiri lalu ambil lagi jalur kekanan merupakan jalan menuju ke banjarnegara.

Dan terus telusuri jalan tersebut hingga sampai ke telaga warna yang berada di kiri jalan. Untuk masuk ke telaga pengilon anda juga harus melewati telaga warna terlebih dahulu.

Setelah melewati telaga warna anda baru bisa samapi ke telaga pengilon dieng dan langsung di suguhkan telaga air yang sangat jernih.

Untuk mengunjungi telaga pengilon ini sebetulnya ada dua jalan. Yaitu dengan melewati telaga warna ini dan melewati desa jojogan . Untuk jalur dari desa jojogan tersebut ini tidak kami sarankan untuk berkunjung ke wisata ini karena akses jalan yang sulit untuk di lalui.

(Ica)

Jarang Diketahui, Ini Wisata Kawah Candradimuka Dieng yang Menakjubkan

Jarang Diketahui, Ini Wisata Kawah Candradimuka Dieng yang Menakjubkan

              kawah candradimuka dieng

NEEATIZEN-Kawah Candradimuka merupakan kawah aktif di Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng. Meski kurang populer, Kawah Candradimuka tetap menjadi destinasi wisata yang menarik.

 Seperti kebanyakan tempat wisata di Dieng, nama Kawah Candradimukha berasal dari cerita pewayangan, bayi Gatotkacha dilatih untuk memiliki kekuatan gaib. Kawah ini terletak di Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara Jateng.

Wisata Kawah Candradimuka  Banjarnegara, Jawa Tengah menjadi destinasi yang wajib dikunjungi karena keindahan dan pesonanya yang tiada tara.

Penduduk Kawasan Wisata Kawah Candradimuka Banjarnegara Jawa Tengah sangat ramah dan bersahabat baik dengan masyarakat dari kota Banjarnegara maupun yang tinggal di luar kota Banjarnegara. 

Kawah Candradimuka adalah salah satu dari sekian banyak kawah di Dieng. Nama Chandradimukha sudah tidak asing lagi di telinga kita. Kawah yang disebut-sebut sebagai lokasi  ditempanta tokoh wayang Gatutkava ini memiliki kekuatan magis berupa otot kawah balung wesi/tulang baja. 

Chandradimuka adalah nama sebuah tempat di dalam cerita wayang Jawa. Kawah ini kemudian melahirkan bayi-bayi yang kuat. Seorang bayi yang telah digembleng dan dilatih oleh para dewa disebut "Jabang bayi Tetuko" (nama panggilan kecil untuk Gatokacha), ksatria dari Pringgondani.

Kawah Chandradimuka masih aktif sampai sekarang. Lokasi Kawah Candradimuka memungkinkan berbagai aspek aktivitas kawah untuk dilihat.

Para ahli geologi mengatakan kawah-kawah tersebut bukanlah kawah gunung berapi, melainkan celah-celah di dalam tanah yang aktif memproduksi solfatara, seperti yang dijelaskan Kandradimuka dalam cerita Wayang. , suhu air di kawah ini bisa mencapai 100 derajat Celcius, makanya dinamakan Kawah Candradimuka.

Bagi yang berasal dari kota Banjarnegara tidak perlu bingung lagi untuk mengunjungi destinasi wisata Kawah Candradimuka.

Tentunya transportasi apa yang akan Anda gunakan untuk berwisata ke Kawah ini bisa menggunakan motor maupun mobil. Dengan Google Maps yang terpasang di smartphone Anda, Anda bisa menanyakan arah menuju Kawah Chandradimuka di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Perjanalanan menuju kawah Candradimuka lebih asik naik kendaraan pribadi. Namun, jika Anda menggunakan kendaraan umum seperti bus umum atau angkutan lainnya, tidak akan menjadi masalah besar karena Anda bisa berhenti di kawasan Batur. Kemudian naik ojek atau mobil pribadi menuju Desa Pekasiran dan berjalan kaki menuju kawasan wisata Kawah Chandradimuka.

(ICA)

Candi Arjuna, Kompleks Candi Terluas di Dieng

Candi Arjuna, Kompleks Candi Terluas di Dieng

                Candi Arjuna Dieng

NEATIZEN-Dataran Tinggi Dieng yang memiliki kawasan candi ini sangat luas. Dan diperkirakan, candi-candi ini  terdapat di kawasan ini menempati area seluas 90 hektare. Hanya saja, baru sebagian kecil dari berbagai candi-candi tersebut sudah selesai direstorasi. Dan dari  sekian banyak candi yang ada Dataran Tinggi Dieng ini ,ada juga Kompleks Candi Arjuna merupakan yang terluas.

Lokasi Candi Arjuna Dieng

Terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Kompleks Candi Arjuna ini memiliki luas sekitar 1 hektare. Dan dikompleks ini, juga terdapat lima bangunan candi, yaitu Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra. Selain Candi Semar ini iuga,ada  keempat candi lain merupakan candi utama yang digunakan sebagai tempat bersembahyang.

Seperti halnya sebagian besar candi yang ada di Dataran Tinggi Dieng ini, Candi Setyaki juga bisa digunakan untuk menyembah Dewa Syiwa.

Kompleks Candi Arjuna di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara merupakan kompleks candi terluas di Dataran Tinggi Dieng.

Kompleks ini pertama kali ditemukan Theodorf Van Elf pada abad 18. Upaya penyelamatan dilakukan oleh HC Corneulius dan dilanjutkan J Van Kirnbergens.

Candi Semar merupakan candi sarana dari Candi Arjuna. Setiap candi utama ini sebenarnya memiliki candi sarana, tetapi hanya satu yang masih utuh ,dan
Candi Semar merupakan candi sarana dari Candi Arjuna. 

Candi Sembadra ini diperkirakan  candi yang paling akhir di bangun ,Bangunan candi ini juga sangat dipengaruhi oleh arsitektur lokal.

Konon didekat Candi Setyaki ini diperkirakan ada sebuah candi, tetapi hanya berupa bagian dasar yang bangunan sementara nya ada di bagian atas belum ditemukan.

Di kawasan candi ini yang luasnya sekitar 1 hektare terdapat 5 bangunan,dan ada empat merupakan candi utama sedang yang satu merupakan candi sarana  yaitu
Candi Arjuna, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra merupakan candi untuk menyembah Dewa Syiwa. 

Candi Srikandi juga merupakan candi satu-satunya yang ada candi di Dataran Tinggi Dieng yang diperuntukkan menyembah trimurti (Syiwa, Brahma, dan Wisnu).

Candi Setyaki ini terletak sekitar 200 meter arah barat dari Kompleks Candi Arjuna
Empat candi di kompleks ini, yaitu Candi Arjuna, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra, dibangun pada masa yang berbeda.

Seluruh arca yang ada pada kompleks candi ini disimpan di Museum Kailasa untuk menghindarkan dari tindak pencurian.
Melihat dari bentuk struktur bangunannya, jika masih utuh, Candi Puntadewa merupakan bangunan termegah yang ada di Kompleks Candi Arjuna.

Melihat dari bentuk serta ornamen ini yang terdapat pada setiap candi, diperkirakan keempat candi tersebut dibangunnya, pada masa yang berbeda. Candi Arjuna merupakan yang dibangun paling awal, sementara Candi Sembadra merupakan yang dibangun paling akhir.

Perkiraan ini didasarkan pada perbedaan gaya bangunan candi. Candi Arjuna yang masih sangat kental dengan gaya candi-candi dari India. Sementara pada Candi Sembadra sudah terlihat pengaruh dari  kebudayaan lokal yang sangat kuat.

 Pengaruh ini salah satunya dapat dilihat dari relung yang ada pada candi. Candi-candi bergaya India ini memiliki relung yang menjorok ke dalam, sementara pengaruh kebudayaan lokal yang akan memiliki relung yang menjorok ke luar.

Kompleks candi ini pertama kali ditemukan pada abad 18 oleh seorang tentara Belanda, Theodorf Van Elf. Saat pertama kali ditemukan, kondisi candi tergenang air. Upaya penyelamatan candi pertama kali dilakukan oleh HC Corneulius yang berkebangsaan Inggris sekitar 40 tahun setelah pertama kali candi ini ditemukan. Usahanya kemudian dilanjutkan oleh seorang berkebangsaan Belanda bernama J Van Kirnbergens.

Secara garis besar, keempat candi utama di kompleks ini memiliki ornamen yang sama. Di setiap candi, dapat ditemukan penil (ornamen pada bagian tangga, seperti pegangan), kala (wajah raksasa tanpa rahang bawah yang terdapat di bagian atas pintu), makara (diletakkan di sisi-sisi pintu dan dipercaya mampu mengusir kejahatan), jalatmara (saluran air untuk mengalirkan air dari bagian dalam candi ke salah satu sisi), istadewata (terdapat pada bagian atas candi dan dipercaya sebagai tempat masuknya pada dewa), serta antefik (ornamen yang terdapat di bagian ujung tiap sisi). Selain itu, di setiap candi, dapat ditemukan diksa (jalur bagi umat untuk mengelilingi candi sebelum masuk ke area candi utama).

Candi Arjuna, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra merupakan candi yang dibuat untuk menyembah Dewa Syiwa. Sementara, Candi Srikandi dibangun untuk menyembah trimurti (tiga dewa) yaitu Syiwa, Brahma, dan Wisnu.

Berkunjung ke Kompleks Candi Arjuna, Anda tidak akan menemukan arca yang biasanya menghiasi bangunan candi. Anda hanya akan melihat ruang-ruang kosong yang biasanya dijadikan tempat meletakkan arca.

Sebagian besar arca yang berasal dari kompleks candi ini disimpan di Museum Kailasa, yang letaknya tidak jauh dari kompleks candi. Sementara, sebagian yang lain sudah hilang.

Dari empat candi utama yang ada di kompleks ini, hanya Candi Arjuna yang memiliki candi sarana, yaitu Candi Semar. Candi sarana merupakan candi yang digunakan sebagai tempat berkumpul atau menunggu para umat sebelum masuk ke candi utama.

Candi Arjuna, sebagai candi utama di kompleks ini juga diperkirakan sebagai candi tertua, diperkirakan dibangun pada abad 8 Masehi oleh Dinasti Sanjaya dari Mataram Kuno.

Selain kelima candi tersebut, terletak sekitar 200 meter sebelah barat dari Kompleks Candi Arjuna, terdapat Candi Setyaki. Candi Setyaki terdiri dari dua bangunan, tapi hanya satu bangunan yang berdiri – itupun tidak lengkap karena bagian atas candi belum terpasang. Sementara, satu bangunan lain hanya berupa dasar bangunan.

Candi Setyaki juga merupakan candi yang dibangun untuk memuja Dewa Syiwa. Melihat relung dan gaya bangunan, Candi Setyaki diperkirakan dibangun pada masa yang sama dengan Candi Arjuna.

Kompleks Candi Arjuna biasa digunakan sebagai tempat pelaksanaan Galungan. Selain itu, kompleks ini kadang juga digunakan sebagai tempat pelaksanaan ruwatan anak gimbal. Tiket masuk ke kompleks candi ini sebesar Rp10.000. Dengan tiket tersebut, pengunjung dapat mendatangi Kompleks Candi Arjuna, Sendang Sedayu, Sedang Maerokoco,
Dharmasala  ,serta kawah singkidang.

(ICA)

Dieng Muncul Salju lagi, Ini Penjelasan Lengkap BMKG

Dieng Muncul Salju lagi, Ini Penjelasan Lengkap BMKG

               Foto/Monitor Indonesia

 Kawasan Dieng di Kabupaten Banjarnegara mulai diguyur fenomena embun upas atau embun beku alias salju, Kamis (30/6/2022).

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan fenomena embun upas akan berlangsung selama satu dasarian.

"Terkait fenomena embun es, masih berkaitan dengan adanya dua pusat tekanan rendah (LPA) di belahan bumi utara (BBU), yaitu pusat tekanan rendah 04W berada di Laut China Selatan sebelah barat Filipina dan pusat tekanan rendah 98W di timur laut Filipina," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara Setyoajie Prayoedie, Kamis (30/6/2022).

Menurut dia kondisi tersebut ditambah dengan kuatnya Monsoon Australia (angin timuran) yang membawa udara kering yang berpengaruh pada pengurangan curah hujan di Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah, sehingga dalam beberapa hari kondisi cuaca di Jateng cenderung cerah hingga berawan.

Akan tetapi kondisi tersebut akan bertahan hingga satu dasarian di bulan Juli 2022 (1-10 Juli) dan setelah itu akan kembali cenderung basah (musim kemarau) dikarenakan pengaruh suhu muka air laut sekitar Jawa yang hangat dan anomali iklim La Nina dengan intensitas lemah dengan probabilitas sekitar 66 persen hingga periode Juli-Agustus 2022.

"Jadi, fenomena tersebut masih dimungkinkan terjadi pada periode dasarian pertama bulan Juli 2022," ungkap Setyoajie.

Disinggung mengenai suhu udara di Dieng saat embun upas muncul pada Kamis dini hari,  Setyoajie Prayoedie  mengatakan berdasarkan pengamatan berkisar minus 1 derajat Celcius pada pukul 04.00 WIB hingga 05.00 WIB.

Sementara dalam siaran persnya, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang Sutikno mengatakan embun upas (bun upas) menurut penduduk Dieng adalah embun racun.

"Fenomena itu terjadi ketika suhu menjadi sejuk, lantas turunlah embun-embun yang dingin lagi beku. Embun inilah yang menyelimuti tanaman kentang dan masyarakat Dieng menyebutnya dengan embun upas karena memang efeknya membuat kentang mati tersiakan," ujarnya.

Menurut dia, beberapa faktor yang berperan terbentuknya embun beku yang didahului suhu dingin ekstrem di Dieng, antara lain adalah gerak semu matahari, intrusi suhu dingin, dan laju penurunan suhu terhadap ketinggian.

Ia mengatakan kejadian fenomena embun upas di kawasan Dataran Tinggi Dieng pada tahun 2021 diawali pada bulan Mei, tepatnya tanggal 10 Mei 2021, berikutnya pada 7 Juli 2021 dan berita terakhir pada 15-16 Juli 2021.

"Kemudian pada tahun 2022, embun upas terjadi lebih dini, yakni di awal tahun 2022, tepatnya tanggal 4 Januari 2022. Kemudian pada 30 Juni 2022," kata Sutikno.

Lebih lanjut, ia mengatakan fenomena suhu dingin malam hari dan embun beku di lereng pegunungan Dieng lebih disebabkan kondisi meteorologis dan musim kemarau yang saat ini tengah berlangsung.

Menurut dia, suhu udara saat puncak kemarau umumnya lebih dingin dan permukaan bumi lebih kering.

"Pada kondisi demikian, panas matahari akan lebih banyak terbuang dan hilang ke angkasa. Itu yang menyebabkan suhu udara musim kemarau lebih dingin daripada suhu udara musim hujan," paparnya.

Selain itu, kata dia, kandungan air di dalam tanah menipis dan uap air di udara pun sangat sedikit jumlahnya yang dibuktikan dengan rendahnya kelembaban udara.

Pada kondisi puncak kemarau di Jawa, beberapa tempat yang berada pada ketinggian, terutama di daerah pegunungan, diindikasikan akan berpeluang untuk mengalami kondisi udara permukaan kurang dari titik beku 0 (nol) derajat Celsius, disebabkan molekul udara di daerah pegunungan lebih renggang daripada dataran rendah, sehingga sangat cepat mengalami pendinginan, terlebih saat cuaca cerah tidak tertutup awan atau hujan.

Uap air di udara akan mengalami kondensasi pada malam hari dan kemudian mengembun untuk menempel jatuh di tanah, dedaunan, atau rumput. Air embun yang menempel di pucuk daun atau rumput akan segera membeku karena suhu udara yang sangat dingin.

"Ketika mencapai minus atau nol derajat, terjadilah embun upas atau embun beku di daerah tersebut. Di Indonesia, beberapa tempat pernah dilaporkan mengalami fenomena ini, yaitu Dataran Tinggi Dieng, Gunung Semeru, dan Pegunungan Jayawijaya," tegas Sutikno. 



WOW! Wisata Dieng Dalam Sehari Tembus 20 Ribu Pengunjung

WOW! Wisata Dieng Dalam Sehari Tembus 20 Ribu Pengunjung



NEAJURNAL-Momen libur lebaran 2022, sebanyak 20.044 ribu pengunjung memadati kawasan wisata Dieng, Jawa Tengah, Kamis, 5 Mei 2022. Tahun lalu, sekitar 17 ribu pengunjung.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Kabupaten Banjarnegara Agung Yusianto. "wisata Dieng ada peningkatan hari ini, (kemarin) 20.044 pengunjung," katanya. 

Untuk info harga tiket, terusan Candi Arjuna dan Kawah Sikidang Rp.20 ribu dan objek wisata lainnya seperti Kawah Candradimuka, Museum Kailasa, Telaga Merdada dan Sumur Jalatunda Rp.5 ribu rupiah.

Kadisparbud berpesan supaya pengunjung senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dan tidak buang sampah sembarangan saat berwisata ke Dieng. 

Dia juga membagikan tips bagi yang akan mengunjungi objek wisata Dieng. Sebelum berangkat cek kondisi kendaraan, pastikan dalam kondisi normal. Pengendara diminta hati hati mengingat turunan dan tanjakan menuju Dieng cukup ekstrim, terlebih kondisi jalan padat.

Pengunjung juga disarankan membawa bekal yang cukup lantaran ketika jam jam tertentu dilakukan pengaturan lalu lintas satu arah dan terjadi macet. Tidak lupa untuk menerapkan protokol kesehatan mengingat masih suasana pandemi.