Candi Arjuna, Kompleks Candi Terluas di Dieng

Candi Arjuna, Kompleks Candi Terluas di Dieng

                Candi Arjuna Dieng

NEATIZEN-Dataran Tinggi Dieng yang memiliki kawasan candi ini sangat luas. Dan diperkirakan, candi-candi ini  terdapat di kawasan ini menempati area seluas 90 hektare. Hanya saja, baru sebagian kecil dari berbagai candi-candi tersebut sudah selesai direstorasi. Dan dari  sekian banyak candi yang ada Dataran Tinggi Dieng ini ,ada juga Kompleks Candi Arjuna merupakan yang terluas.

Lokasi Candi Arjuna Dieng

Terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Kompleks Candi Arjuna ini memiliki luas sekitar 1 hektare. Dan dikompleks ini, juga terdapat lima bangunan candi, yaitu Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra. Selain Candi Semar ini iuga,ada  keempat candi lain merupakan candi utama yang digunakan sebagai tempat bersembahyang.

Seperti halnya sebagian besar candi yang ada di Dataran Tinggi Dieng ini, Candi Setyaki juga bisa digunakan untuk menyembah Dewa Syiwa.

Kompleks Candi Arjuna di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara merupakan kompleks candi terluas di Dataran Tinggi Dieng.

Kompleks ini pertama kali ditemukan Theodorf Van Elf pada abad 18. Upaya penyelamatan dilakukan oleh HC Corneulius dan dilanjutkan J Van Kirnbergens.

Candi Semar merupakan candi sarana dari Candi Arjuna. Setiap candi utama ini sebenarnya memiliki candi sarana, tetapi hanya satu yang masih utuh ,dan
Candi Semar merupakan candi sarana dari Candi Arjuna. 

Candi Sembadra ini diperkirakan  candi yang paling akhir di bangun ,Bangunan candi ini juga sangat dipengaruhi oleh arsitektur lokal.

Konon didekat Candi Setyaki ini diperkirakan ada sebuah candi, tetapi hanya berupa bagian dasar yang bangunan sementara nya ada di bagian atas belum ditemukan.

Di kawasan candi ini yang luasnya sekitar 1 hektare terdapat 5 bangunan,dan ada empat merupakan candi utama sedang yang satu merupakan candi sarana  yaitu
Candi Arjuna, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra merupakan candi untuk menyembah Dewa Syiwa. 

Candi Srikandi juga merupakan candi satu-satunya yang ada candi di Dataran Tinggi Dieng yang diperuntukkan menyembah trimurti (Syiwa, Brahma, dan Wisnu).

Candi Setyaki ini terletak sekitar 200 meter arah barat dari Kompleks Candi Arjuna
Empat candi di kompleks ini, yaitu Candi Arjuna, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra, dibangun pada masa yang berbeda.

Seluruh arca yang ada pada kompleks candi ini disimpan di Museum Kailasa untuk menghindarkan dari tindak pencurian.
Melihat dari bentuk struktur bangunannya, jika masih utuh, Candi Puntadewa merupakan bangunan termegah yang ada di Kompleks Candi Arjuna.

Melihat dari bentuk serta ornamen ini yang terdapat pada setiap candi, diperkirakan keempat candi tersebut dibangunnya, pada masa yang berbeda. Candi Arjuna merupakan yang dibangun paling awal, sementara Candi Sembadra merupakan yang dibangun paling akhir.

Perkiraan ini didasarkan pada perbedaan gaya bangunan candi. Candi Arjuna yang masih sangat kental dengan gaya candi-candi dari India. Sementara pada Candi Sembadra sudah terlihat pengaruh dari  kebudayaan lokal yang sangat kuat.

 Pengaruh ini salah satunya dapat dilihat dari relung yang ada pada candi. Candi-candi bergaya India ini memiliki relung yang menjorok ke dalam, sementara pengaruh kebudayaan lokal yang akan memiliki relung yang menjorok ke luar.

Kompleks candi ini pertama kali ditemukan pada abad 18 oleh seorang tentara Belanda, Theodorf Van Elf. Saat pertama kali ditemukan, kondisi candi tergenang air. Upaya penyelamatan candi pertama kali dilakukan oleh HC Corneulius yang berkebangsaan Inggris sekitar 40 tahun setelah pertama kali candi ini ditemukan. Usahanya kemudian dilanjutkan oleh seorang berkebangsaan Belanda bernama J Van Kirnbergens.

Secara garis besar, keempat candi utama di kompleks ini memiliki ornamen yang sama. Di setiap candi, dapat ditemukan penil (ornamen pada bagian tangga, seperti pegangan), kala (wajah raksasa tanpa rahang bawah yang terdapat di bagian atas pintu), makara (diletakkan di sisi-sisi pintu dan dipercaya mampu mengusir kejahatan), jalatmara (saluran air untuk mengalirkan air dari bagian dalam candi ke salah satu sisi), istadewata (terdapat pada bagian atas candi dan dipercaya sebagai tempat masuknya pada dewa), serta antefik (ornamen yang terdapat di bagian ujung tiap sisi). Selain itu, di setiap candi, dapat ditemukan diksa (jalur bagi umat untuk mengelilingi candi sebelum masuk ke area candi utama).

Candi Arjuna, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra merupakan candi yang dibuat untuk menyembah Dewa Syiwa. Sementara, Candi Srikandi dibangun untuk menyembah trimurti (tiga dewa) yaitu Syiwa, Brahma, dan Wisnu.

Berkunjung ke Kompleks Candi Arjuna, Anda tidak akan menemukan arca yang biasanya menghiasi bangunan candi. Anda hanya akan melihat ruang-ruang kosong yang biasanya dijadikan tempat meletakkan arca.

Sebagian besar arca yang berasal dari kompleks candi ini disimpan di Museum Kailasa, yang letaknya tidak jauh dari kompleks candi. Sementara, sebagian yang lain sudah hilang.

Dari empat candi utama yang ada di kompleks ini, hanya Candi Arjuna yang memiliki candi sarana, yaitu Candi Semar. Candi sarana merupakan candi yang digunakan sebagai tempat berkumpul atau menunggu para umat sebelum masuk ke candi utama.

Candi Arjuna, sebagai candi utama di kompleks ini juga diperkirakan sebagai candi tertua, diperkirakan dibangun pada abad 8 Masehi oleh Dinasti Sanjaya dari Mataram Kuno.

Selain kelima candi tersebut, terletak sekitar 200 meter sebelah barat dari Kompleks Candi Arjuna, terdapat Candi Setyaki. Candi Setyaki terdiri dari dua bangunan, tapi hanya satu bangunan yang berdiri – itupun tidak lengkap karena bagian atas candi belum terpasang. Sementara, satu bangunan lain hanya berupa dasar bangunan.

Candi Setyaki juga merupakan candi yang dibangun untuk memuja Dewa Syiwa. Melihat relung dan gaya bangunan, Candi Setyaki diperkirakan dibangun pada masa yang sama dengan Candi Arjuna.

Kompleks Candi Arjuna biasa digunakan sebagai tempat pelaksanaan Galungan. Selain itu, kompleks ini kadang juga digunakan sebagai tempat pelaksanaan ruwatan anak gimbal. Tiket masuk ke kompleks candi ini sebesar Rp10.000. Dengan tiket tersebut, pengunjung dapat mendatangi Kompleks Candi Arjuna, Sendang Sedayu, Sedang Maerokoco,
Dharmasala  ,serta kawah singkidang.

(ICA)