Santri Pondok Pesantren Modern Gontor Meninggal Diduga Dianiaya Senior

Santri Pondok Pesantren Modern Gontor Meninggal Diduga Dianiaya Senior



NEAJURNAL - Polres Ponorogo terus menyelidiki dugaan tewasnya Albar Mahdi, santri Pondok Pesantren Modern Gontor Ponorogo Jawa Timur yang diduga meninggal karena dianiaya.


Hingga kini, ada tujuh saksi yang diperiksa penyidik unit perlindungan perempuan dan anak (PPA) Satreskrim Polres Ponorogo.


Ketujuh saksi itu yakni dua santri berinisial RM dan N, dua dokter, serta tiga ustaz Pondok Pesantren Gontor I.


Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo mengungkapkan dari keterangan saksi, pemicu tewasnya Albar Mahdi yang masih duduk di bangku MA kelas II itu sementara akibat kesalahpahaman dengan santri senior.


Namun, Cahyo belum menjelaskan rinci motif para senior santri tersebut  tega menganiaya Albar Mahdi hingga tewas.


“Satreskrim khususnya sudah memeriksa tujuh orang saksi yang berkaitan langsung dengan kejadian tersebut, jadi kalau untuk motif saya rasa yang pasti atau pemicunya karena kesalahpahaman,” kata AKPB Catur Cahyono, Senin.


“Dan yang pasti nanti kita akan dalami lagi, karena butuh waktu, kita akan proses, kepastiannya untuk motif akan kita sampaikan langsung,” ucapnya menambahkan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari YouTube.


Kapolres memastikan Pihaknya bakal mendalami dugaan penganiayaan di pondok pesantren modern tersebut dan akan mmembeberkan kepada awak media mengenai progres terbaru kasus kematian santri asal Palembang tersebut.


Sebelumnya, ibu Albar Mahdi bernama Soimah mengadukan kasus tersebut kepada pengacara kondang Hotman Paris di Palembang, Minggu, 4 September 2022.


Menurut penuturan ibu korban, Soimah merasa ada kejanggalan dalam kematian anaknya tersebut. Pada awalnya, keluarganya mendapat kabar secara tiba-tiba pada Senin, 22 Agustus 2022 sekitar pukul 10.20 WIB anaknya meninggal dunia di Ponpes Gontor, padahal tidak sedang dalam keadaan sakit.


Pihak pengasuhan Gontor yang diwakili Ustaz Agus mengatakan Albar Mahdi meninggal karena terjatuh akibat kelelahan selepas mengikuti agenda perkemahan.


Soimah dan keluarga pada awalnya mengaku menerima dengan lapang dada atas meninggalnya Albar, yang diketahui merupakan anak sulung dari tiga bersaudara.


Namun, berdasarkan pengakuan wali santri lain dan dibuktikan dengan membuka peti jenazah, anaknya bukan meninggal karena kelelahan, tetapi akibat kekerasan.


Soimah dan keluarga lantas menghubungi pihak forensik dan rumah sakit untuk melakukan otopsi dan kedua pihak tersebut mengaku siap melakukan proses tersebut.


“Namun, setelah didesak, pihak dari Gontor 1 yang mengantar jenazah akhirnya mengakui bahwa anak saya meninggal akibat terjadi kekerasan,” ucap Soimah, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Instagram @soimah_didi, Selasa, 6 September 2022.