Rumah Adat Riau

Rumah Adat Riau

                Perpustakaan.id

Rumah Adat Riau adalah  Selaso Jatuh Kembar.  Ini merupakan rumah adat khas Riau yang berbentuk Balairung Air Terjun Seraso. Balai atau rumah adat ini berfungsi sebagai tempat kegiatan dan pertemuan bersama, tetapi tidak digunakan sebagai tempat tinggal pribadi. Rumah Adat Kembar Selaso dikenal juga dengan sebutan Balai Penobatan, Barirun Sally, dan Balai Karapatan. 

Sebelumnya, gedung ini sangat ramai karena warga sering digunakan untuk acara-acara adat setempat (musyawarah, penobatan kepala adat, rapat desa, upacara adat, dll). Namun kini semuanya telah tergantikan oleh masjid. 

Bentuk Rumah Selaso Kembar Ceraso 

Rumah Adat  Riau Selaso Jatuh Kembar 
memiliki bentuk yang unik. Rumah ini memiliki lingkar tiang penyangga dan lantai bawah yang harmonis. Rumah adat ini didekorasi dengan indah dengan berbagai jenis patung berbentuk tumbuhan dan hewan.  Setiap patung memiliki arti dan nama yang berbeda. 

Tangga Rumah Adat Riau Selaso Jatuh Kembar  terdapat pahatan yang disebut lebah gantung atau gelombang karena menyerupai gelombang atau lebah gantung. Di bagian atas pintu dan daun jendela, juga terdapat patung yang disebut patung melambai. Ukiran pada kisi-kisi pintu dan jendela secara kolektif disebut semut karena terinspirasi dari cara semut berjalan berdampingan dan memiliki makna yang dalam.

Rumah Adat Jawa

Rumah Adat Jawa

   
               Joglo/Masterrumah.id

Berikut ini tiga contoh rumah adat di Jawa, simak selengkapnya berikut ini. 

1. joglo Rumah Adat Jawa Tengah

Pada dasarnya masyarakat Jawa Tengah membangun rumah berdasarkan fungsi dan status sosialnya. Rumah tradisional Joglo ini dikenal sebagai rumah bangsawan atau orang kaya. Tak heran jika rumah ini terbuat dari kayu yang mahal dan berkualitas.

Rumah ini memiliki keistimewaan yaitu terdapat empat tiang utama di depan rumah. Di dalam kamar juga ada 2 bagian.

Di rumah induk terdapat Pendopo, Emperan, Pringgitan, Senthong Tengah, Senthong Kiwa, Senthong Engen. Sedangkan bagian tambahan dari rumah adalah, terdapat ruang Gandhok.

2. Rumah adat jawa limasan

Rumah adat di Limasan ini memiliki atap berbentuk limas. Atap rumah adat ini memiliki 4 sisi dan sekilas mirip dengan rumah adat Sumatera Selatan.

Namun rumah adat ini juga terdiri dari beberapa jenis yaitu Lawakan, Gajah Mungkur, Klabang Nyander, dan Semar Pindohong.

Rumah adat ini biasanya terbuat dari bahan bata padat. Uniknya, meski rumah adat Limasan ini belum dicat atau dibalut dengan lapisan lain, namun tetap terlihat cantik dan sederhana.

3. Rumah Adat Jawa Tajug

Berbeda dengan konsep rumah lainnya, rumah adat Tajug tidak dibuat sebagai tempat tinggal, melainkan untuk melakukan peribadatan.

Jadi, rumah adat ini tidak boleh dibangun sembarangan. Salah satu contoh rumah adat Tajug yang sangat populer di Indonesia adalah Masjid Agung Demak.

Ada juga beberapa jenis rumah tradisional Tajug, yaitu Lambang Sari, Mangkurat, Semar Tinandhu dan Semar Sinongsong.

Sedangkan atap rumah adat ini memiliki bentuk yang hampir mirip dengan atap rumah adat Joglo. Ujung atap rumah adat Tajug juga berbentuk segitiga, melambangkan keabadian dan keesaan Tuhan.

Selain ketiga contoh di atas, masih ada beberapa rumah adat Jawa yang tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta dan daerah Jawa lainnya.
Rumah Adat Sunda

Rumah Adat Sunda


Berikut ini adalah daftar rumah adat Sunda yang mencakup wilayah Jawa Barat. Ini dia selengkapnya.

1. Jolopong
Kata "Jolopong" adalah istilah Sunda yang berarti berbohong lurus. Rumah Jolopong dipisahkan dua tingkat atap dengan tingkat kayu di tengah bangunan rumah. Kayunya sama panjang dan sejajar di kedua sisi bagian bawah atap.

Bentuk rumah ini adalah rumah panggung yaitu 40-60 cm di atas permukaan tanah dengan tangga di teras rumah. Bahan yang digunakan adalah bahan alam yaitu kayu, bambu, ijuk, daun kelapa, batu dan tanah.

2. Tagong Dog
Bentuk atap Tagong Dog demikian karena artinya “postur anjing yang sedang duduk”. Rumah adat ini memiliki dua atap yang dimiliki oleh kayu gelondongan. Luas atap pertama lebih lebar dari atap lainnya. Tiang rumah akses anjing lebih panjang di depan rumah daripada di belakang.

3. Badak heuay
Bangunan rumah Rhino Heuay mirip dengan Anjing Tagong. Perbedaannya terletak pada tingkat atap belakang yang menembus tunggul dan "rambut".

4. Kumurebo Parahu
Rumah adat Parahu Kumureb memiliki empat bidang atap. Beberapa bidang memiliki permukaan yang sama dan berbentuk trapesium. Letak kedua atap itu sejajar dan dibatasi oleh tongkat kayu. Bidang lainnya adalah segitiga sama kaki. Bentuknya seperti perahu terbalik sehingga seperti “parahu kumureb”.

5. Julang Ngapak
Bangunan rumah Julang Ngapak memiliki tiang-tiang kayu yang menonjol di kedua sisinya dan terdapat perisai yang tergantung di atasnya. Bentuk atap ini banyak dijumpai di sekitar Garut, Kuningan.

Bentuk atap Julang Ngapak melebar pada kedua sisinya sehingga jika dilihat dari depan bentuknya menyerupai getah burung julang yang terjulur.

6. Buka Palayu
Rumah adat ini bisa ditemukan di daerah Sumedang, Jawa Barat. Bangunan ini memiliki pintu yang terletak di tingkat bangunan yang panjang.

7. Buka Pongpok
Mirip dengan Buka Palayu, perbedaannya terletak pada penempatan pintu di bagian pendek rumah.

Rumah Adat Sumatera Selatan, Rumah Limas

Rumah Adat Sumatera Selatan, Rumah Limas

               Rumah Adat Sumatera Selatan

Rumah adat Sumatera Selatan yang disebut dengan rumah limas memiliki makna, sejarah dan ciri khas yang mencerminkan keseimbangan dan keragaman. Keseimbangan antara manusia, alam dan pencipta.

Keunikan dan kekayaan nilai kehidupan inilah yang membuat rumah Limas atau rumah adat Sumatera Selatan dipilih menjadi salah satu citra yang diabadikan pada uang Rp. 10.000 lembar uang kertas pertama kali dicetak pada tahun 2010. Semua orang pasti pernah melihatnya, terutama pada uang kertas rupee.

Rumah Limas masih dilestarikan karena merupakan simbol dan kebanggaan. Pelestarian dilakukan oleh masyarakat, budayawan dan pemerintah. Rumah Limas dapat ditemukan dan dikunjungi di berbagai tempat di Palembang, seperti museum di sebelah Jembatan Ampera, rumah limas milik pengusaha di Jalan Walikota Ruslan, Jalan Demang Daun dan Museum Balaputera Dewa di Jalan Srijaya I, Alang-Alang Kecamatan Lebar, Kota Palembang.

 Rumah Limas tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga mengajarkan banyak nilai kehidupan. Di setiap sudut rumah yang berbentuk seperti panggung dan atap limas, terdapat filosofi keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan Yang Maha Esa.

Banyak etnis yang terlibat dalam pembangunan rumah piramida, seperti Melayu, Jawa, Muslim, dan Tionghoa. Namun, rumah adat Sumatera Selatan yang dibangun pada masa Kesultanan Palembang Darussalam ini juga sarat dengan nilai-nilai budaya Islam. Seperti atap rumah yang bentuknya seperti tanduk kambing atau biasa disebut simbar.

Rumah Adat Papua, Honai

Rumah Adat Papua, Honai

                     Rumah Adat Papua Honei

Pernahkah Anda mengunjungi desa Papua yang bernama Lembah Baliem? Salah satu hal yang menarik dari kampung adat Dani ini adalah rumah adatnya yang terbuat dari kayu dan beratap jerami, namanya Honai, merupakan rumah adat Papua. Mari kita ungkap beberapa keunikan rumah adat Papua.

Rumah besar berbentuk jamur

Sepintas, rumah tradisional Honai Papua menyerupai jamur bulat besar. Atap rumah kayu berisi jerami dan tumpukan jerami sengaja dibentuk seperti kerucut. Tidak seperti jenis rumah lain yang dibangun secara luas, rumah Honai terkenal dengan ruangannya yang kecil dan tanpa jendela. Alasan dibangunnya jalan tersebut adalah untuk mencegah hawa dingin yang kerap melanda kawasan Lembah Baliem.

Dibagi menjadi 3 jenis
Ciri lain dari keluarga Honai adalah klasifikasi berdasarkan jenis kelamin. Tipe pertama dikenal sebagai Honai sendiri, tempat tinggal kaum pria. Yang kedua disebut Ebei. Jika Honai berbentuk bulat, maka Ebay yang dihuni para wanita ini sebenarnya berbentuk persegi panjang. Ini menarik, bukan? Terakhir adalah Wamai yang disulap menjadi kandang babi.

Di dalam rumah di Honai

Keluarga Honai pada dasarnya adalah sebuah bangunan berlantai dua. Untuk mencapai lantai atas, warga menggunakan tangga kayu. Ada perapian hangat di rumah berdesain rendah. Perapian ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan iklim dingin yang sering terjadi di lingkungan sekitar. Pada umumnya, jika rumah memiliki berbagai jenis furnitur seperti meja dan kursi, rumah Honai hanya akan menyertakan jerami, kayu, dan hasil bumi.

Untuk melestarikan produk pertanian

Honai, rumah adat Papua, tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai tempat menyimpan hasil pertanian seperti ubi jalar dan umbi-umbian lainnya. Ketika Hari Raya Bakartabu (tradisi memasak makanan bersama di atas gunung batu yang panas) tiba, penduduk setempat hanya makan makanan pokok di Honai.

Untuk pengasapan mumi
Di beberapa tempat di dalam suku Papua (desa Aikima dan Keruru), rumah Honai digunakan sebagai tempat untuk proses pengasapan mumi (mayat yang diawetkan). Tidak hanya tidak ada yang dihisap dan disakralkan, tetapi juga berasal dari tokoh-tokoh penting desa setempat seperti kepala suku.