Jujur???

Jujur???



Sedih? tolong simpan saja dihati.

Jangan tunjukan, biar tak semakin nelangsa

Lagipula, aku terlalu sibuk untuk menangis

Kemas saja luka dengan senyum palsu.

lalu ceritakan yang indah indah :

Tentang kemajuan, kesejahteraan, perdamaian, toleransi dan bahkan cinta.

Buang jauh jauh pikiranmu untuk bicara apa adanya.

Mungkin akan susah di awal

Tapi lama lama akan terbiasa.

Sayang, asal kamu tau.

Dunia kita tak selalu dibangun dengan kejujuran.

Kadang perlu mengungkapkan yang sebaliknya.

Dan celakanya, mungkin kita benar benar akan bahagia dengan cara ini.


(Panji Setiawan)
Dua Senjata Utama Kita

Dua Senjata Utama Kita



Sejak kehidupan terhampar di bumi, sejak itu beragam spesies hidup, silih berganti.

Dari sekian organisme, makhluk bernama manusia terus eksis sampai saat ini.

Bukan melulu soal power dan kecerdasan.

Ada yang lebih perkasa yang malah tak kuat diseleksi alam.


Tapi justru manusia yang bertahan.

Itu karena mereka  "diberi" dua senjata utama :Akal dan hati, terbungkus fisik yang presisi.

Akal menggerakan diri membangun peradaban, hati menjaga keberlangsungan, dua sejoli yang seharusnya jangan terpisahkan.


Maka lahirlah Candi candi, menara, mesin cetak, kapal uap, pabrik, gedung, sistem kerja, dan kini internet juga kripto.

Itulah sebagian hasil budidaya manusia, kolaborasi akal dan hati.

Jadi sebaiknya, keduanya jangan dipisah, karena sepasang suami istri.

Akan pincang kalau mengedepankan cuma satu sisi.


Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Dua Senjata Utama Kita"

Kreator: Panji Setiawan


Kupinjam Kata Pujangga

Kupinjam Kata Pujangga


Aku tak tau ini apa. Puisikah, atau omong kosong saja.

Tapi ingin sekali meluapkanya.

Kalau perlu, biar kupinjam kata kata pujangga.

Aku tak peduli. akan kulakukan apa saja.

Asalkan luka mereda.

Bantulah si jelata ini. Melupakanya yang sudah pergi.

Sementara cinta masih berkecamuk dihati.

Bagaimana mungkin baik baik saja. Jika kepergianya tanpa kata kata?

Sedangkan dia masih mengembara dalam kepala.

Kalau puisi tak lagi bisa mengobati.  dengan cara apalagi mengemas getir ini.

Tolong, bantulah si jelata ini untuk melupakanya yang sudah pergi.

(Panji)


Puisi Pepesan Kosong

Puisi Pepesan Kosong



Mulai sekarang, mungkin kita akan lebih banyak berpuisi daripada berlogika.
 
Dunia kita belakangan sudah kelewat tandus hanya berbicara wujud tapi tak pernah membahas hati.

Tapi sekarang, siapa peduli puisi? cuma pepesan kosong tak berguna, katanya. 

Di jaman kelewat modern ini, kita memang mungkin mulai kehilangan kata dan imaji.
 Segalanya diatur algoritma dan logika. 
Kita terlalu sibuk dan buru buru berlari melintasi zaman materialisme yang kaku, deterministik, mekanistik.

Segalanya hanya statistik, sebatas benda dan angka. 

Lama lama, kita lupa kalau kita manusia.
(Panji)

Tentang Masa

Tentang Masa

Semasa ada pada masa.

Sewaktu ku menunggu rindu.

Berbenah terhadap apa yang salah.

Bersimpuh dituju langit ke tujuh.

Ada cinta ada duka.

Semua adalah cerita.

Semoga kita paham.

Karya : Ferma Enisahlatun, Founder Neacourse