Penyedia Platform Digital dan Pemerintah Kolaborasi Kembangkan Usaha Kecil

Penyedia Platform Digital dan Pemerintah Kolaborasi Kembangkan Usaha Kecil



NEAJURNAL-Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menilai kolaborasi pemerintah dan penyedia layanan platform digital akan membantu pelaku UKM mengembangkan bisnis.

"Kolaborasi antara pemerintah dan penyedia layanan platform digital harus terus dimaksimalkan untuk membantu para UKM hingga koperasi mengembangkan bisnisnya," ucap Teten dalam keterangannya, Rabu.

Teten mengatakan, momentum pascapandemi harus dimanfaatkan oleh sejumlah pemangku kepentingan untuk mendukung bisnis UKM yang merupakan salah satu pilar strategis dalam pemulihan ekonomi nasional.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Hubungan Antar Lembaga Luhur Pradjarto menekankan pentingnya digitalisasi bagi pelaku UKM agar bisa terus bersaing di era industri 4.0.

Indonesia menargetkan 30 kita UMKM masih ke dalam ekosistem digital. Adapun hingga Juli tahun ini, sebanyak 19 juta UMKM sudah go digital.

"Nah terkait dengan capaian untuk rencana 30 juta UMKM yang masuk ke ekosistem digital ini, beberapa hal yang nanti akan menjadi catatan kita untuk mencapai target tersebut, maka pendekatan transformasi digital perlu diterapkan di seluruh proses bisnis UMKM mulai dari hulu hingga hilir," kata dia, melansir Antara.

Transformasi digital bagi UMKM, kata dia, dapat dilakukan dengan sejumlah cara, di antaranya pendampingan teknis bagi UMKM untuk membangun pemahaman dan kesiapan mereka dalam menerapkan teknologi.

Kemudian pengembangan produksi berbasis digital untuk UMKM, pengembangan akses pembiayaan berbasis digital, pembayaran digital untuk pengembangan UMKM, ekspor melalui e commerce, serta pengembangan database UMKM yang terhubung dengan platform digital nasional.

"Oleh karena itu Kementerian Koperasi dan UKM bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan baik lintas kementerian maupun lembaga, asosiasi para pemangku kepentingan yang mungkin membawahi UMKM dan koperasi ini nanti bisa membentuk untuk mendukung ekosistem transformasi UMKM. Koordinasi yang kuat antara pemerintah pusat dengan daerah ini harus kuat sekali," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Teten turut mengapresiasi kolaborasi antara penyedia layanan platform digital GudangAda dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam upaya membantu 15 ribu koperasi mengadopsi solusi digital dari GudangAda.

"Saya optimis kerja sama antara Pemprov Jabar dan GudangAda dapat membantu Kemenkop UKM untuk mencapai target 30 juta UKM Go Digital di tahun 2024,” ungkap Teten

CEO GudangAda Stevensang mengatakan pihaknya berupaya menghadirkan solusi digital terlengkap serta beragam program edukasi untuk memastikan mitra koperasi dan bisnis UKM dapat memanfaatkan solusi digital secara optimal dan sesuai dengan kebutuhan skala bisnis.

"Lewat keberadaan ekosistem digital yang inklusif, diharapkan keberadaan GudangAda mampu membantu mitra koperasi menjalankan bisnisnya dengan lebih efisien sehingga menciptakan industri UKM Koperasi Jawa Barat yang lebih sehat,” kata Stevensang.

Guna mendorong digitalisasi koperasi di Jawa Barat, GudangAda menghadirkan dua aplikasi yang saling terintegrasi, yaitu aplikasi GudangAda dan GudangAda Solusi.

Aplikasi GudangAda menghubungkan pedagang UKM dengan beragam potensi bisnis di dalam sebuah digital marketplace. Aplikasi ini terintegrasi dengan aplikasi GudangAda Solusi yang membantu pedagang UKM mengelola manajemen stok dan harga, laporan transaksi jual beli, laporan laba rugi, pencetakan struk dan manajemen pelanggan serta karyawan.


Begini Modal Simpel Pengusaha di Era Digital, Simak!

Begini Modal Simpel Pengusaha di Era Digital, Simak!



Begini modal simpel namun susah didapatkan oleh para pengusaha yang ingin mulai mengarungi bisnis dalam lautan era digital.

Penerapan etika secara konsisten membuat seseorang dapat membangun kredibilitas. Kredibilitas baik memudahkan individu berkolaborasi dengan berbagai pihak baik di dunia nyata maupun digital.

“Kalian mau cari vendor, mau yang kredibel. Kalian mau cari partner, kalian harus kredibel dan partnernya harus kredibel. Kalian mau cari investor, dua-duanya harus kredibel. Kalian mau promosi kredibel, kalian harus kredibel. Kredibel seperti sebuah currency yang dipakai dan ditukarkan untuk membuat masa depan kita lebih maju dalam semua aspek,” kata CEO and Founder of Coffee Meets Stocks, Theo Derick saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Kediri, Jawa Timur, pada Kamis (1/9/2022) melansir Republika.

Dunia digital merupakan ruang tanpa batas. Setiap individu bisa berinteraksi dan berkomunikasi dengan berbagai orang dari kultur berbeda. Etika digital, lanjut dia, menjadi pedoman bersikap di ruang digital. Dengan tahu cara bersikap, netizen perlahan membangun relasi dan kepercayaan.

Setiap individu, Theo melanjutkan, harus memahami setiap value yang dimiliki dapat menarik orang yang memiliki value sama. Sehigga terjalin kerja sama untuk waktu lama.
“Kita punya value tepat dulu. Karena biasanya partner seperti apapun, kalau tidak satu value, ketika bisnis berjalan akan pecah. 

Kalau bisnis lagi susah bakal erat, tapi ketika bisnis makin gede dan berkembang akan pecah kalau beda value. Maka bangun velue terlebih dulu, nanti kamu akan menarik orang-orang yang value sesuai, kemudian memilihnya,” kata Theo.

Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital.

 Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Kediri, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. 

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain CEO and Founder of Coffee Meets Stocks, Theo Derick. Kemudian Dekan FIKOM UNITOMO, Dr. Harliantara, M.Si, serta Ketua Relawan TIK Jember, Erlina Dwi Nahzdifah, S.Kom.

Berkat Semicolon, Bisnis Mahasiswa Ini Raih Pendanaan Kemendikbud

Berkat Semicolon, Bisnis Mahasiswa Ini Raih Pendanaan Kemendikbud

          Foto : Infopublik.id

NEAJURNAL-Besarnya potensi digitalisasi di Indonesia membutuhkan sumber daya manusia cakap digital yang sama banyaknya. Menyadari kebutuhan yang tak sedikit itu, Semicolon hadir dalam mendukung akselerasi talenta digital di Indonesia.


Semicolon diciptakan oleh empat mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) yaitu Muhammad Wildan A.H, Rima Novela, Siti Nur Azizah, dan Maliky Syailendra H.S untuk diajukan dalam ajang Inovasi Wirausaha Digital Manusia (IWDM) 2022.


Setelah melalui seleksi yang ketat, Semicolon berhasil mendapatkan pendanaan dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).


Perusahaan rintisan itu bertujuan memberikan wadah khusus bagi generasi muda dalam mempelajari lebih jauh tentang teknologi, khususnya dalam teknik dasar pemrograman.


Tak hanya menyediakan materi di bidang pemrograman, Semicolon juga menyediakan mentoring dan pengarahan karir pada periode tertentu bagi setiap peserta semicolon yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai titik koma, dipilih menjadi nama rintisan karena keidentikannya dengan bahasa pemrograman.


“Setiap bahasa pemrograman menggunakan titik koma untuk memisahkan pernyataan kode antar barisnya, untuk itu bisnis kami yang bergerak di bidang itu kami namakan Semicolon,” sebut Wildan selaku ketua tim, di Surabaya, Rabu (31/8/2022)


Tim yang dibimbing oleh Asri Bekti Pratiwi SSi Msi tersebut berharap terbentuknya bisnis ini dapat membantu generasi muda, khususnya para pelajar dalam mempersiapkan karir mereka di bidang pemrograman dan komputasi.


“Dengan begitu maka akan membantu Indonesia dalam memenuhi kebutuhan ahli di bidang informasi dan teknologi,” harapnya.


Saat ini tim sedang mempersiapkan sistem kerja bisnis dan fasilitas yang dibutuhkan. Hingga bulan November, akan dilakukan pendampingan dan mentoring untuk memastikan bisnis ini dapat terlaksana dengan baik.


Jika berjalan lancar, maka tim akan mendapatkan kesempatan untuk melakukan pitching kepada investor.


“Mohon doa restu dari dosen-dosen dan teman-teman mahasiswa, agar kami bisa melakukan yang terbaik, yang utama bagi kemajuan Indonesia dan juga untuk mengharumkan almamater di tingkat nasional,” sebutnya. (Infopublik.id)

Pentingnya Kemampuan Digital Bagi UMKM dan Startup Lokal

Pentingnya Kemampuan Digital Bagi UMKM dan Startup Lokal



NEAJURNAL-Dalam pertemuan diskusi Forum B20 ditekankan pentingnya kemampuan digital termasuk bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan startup lokal. Tujuannya agar digitalisasi membawa manfaat bagi semua pihak termasuk pelaku usaha kecil.

Wakil Ketua Satgas Digitalisasi B20 sekaligus Direktur Digital Business PT Telkom Indonesia, Fajrin Rasyid, mengatakan, peningkatan literasi dan kemampuan digital para pelaku UMKM penting seiring akselerasi digitalisasi saat ini.

"Sesuai komitmen 'No One Left Behind', semua orang berhak memiliki akses ke platform digital. Maka dari itu, semua orang perlu bekerja sama untuk meningkatkan dua hal, yaitu literasi di tingkatan individual dan UMKM, dan meningkatkan kemampuan UMKM untuk mengenal dan memanfaatkan platform digital untuk bisnisnya," kata dia dalam acara G20 Side Event yang diinisiasi Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersama Kamar Dagang Indonesia (Kadin) bertajuk B20 Indonesia Digital Economy to Support SDGs secara hybrid, Senin (8/8/2022).

Dia melanjutkan, peningkatan literasi dan kemampuan digital sejak dini perlu menjadi perhatian pemerintah. Hal ini, lanjut dia, diharapkan mampu menambah jumlah talenta digital.

"Setiap tahunnya, kita kekurangan setidaknya 600 ribu talenta digital. Maka dari itu, menurut saya pemegang kebijakan bisa menyematkan topik digital ke dalam sebuah kurikulum di tingkatan pendidikan, hingga pekerja. Pekerja juga perlu mengembangkan kemampuan digital mereka di berbagai sektor terkait," tuturnya.

Fajrin mengatakan, Indonesia sendiri telah memiliki strategi untuk mempercepat digitalisasi bagi para pelaku UMKM.

"Strategi untuk mempromosikan literasi digital bagi pelaku UMKM dapat dilakulan dengan meningkatkan literasi digital skills dan meningkatkan kemampuan digital, dan mengarahkan penggunaan platform tersebut, untuk melakukan kegiatan usaha, salah satunya financing ," jelas dia.

Ministry of Electronic and Information Technology India, Shri Alkesh Kumar Sharma, menceritakan dalam mengadopsi teknologi digital, pihaknya sangat mendukung ekosistem UMKM dan startup lokal. Hal ini pun dilakukan demi memberdayakan produk lokal supaya berkembang lebih cepat melalui digitalisasi.

Hal ini pun tentu menjadi pembelajaran bagi Indonesia. Indonesia dinilai perlu menerapkan digitalisasi bagi pelaku UMKM serta mendukung pemberdayaan startup lokal.

Pada tempat sama, Director of Global Business Group for Southeast Asia at Meta, Dhruv Vohra, menambahkan, pemerintah dapat meningkatkan kemampuan digital pelaku UMKM dengan menciptakan lingkungan ekosistem digital yang kondusif termasuk infrastruktur, internet dan perangkat yang terjangkau.

"Ini improvisasi yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan perusahaan dengan berinvestasi dalam meningkatkan kompetensi digital talent," ujar dia.

Sementara President/Co-founder Evermos, Arip Tirta, menuturkan, bergabung dengan loka pasar merupakan salah satu langkah pembuka untuk mendigitalisasikan pelaku UMKM. Menurutnya, yang harus diingat oleh pengusaha saat ini yaitu memulai untuk menyelesaikan masalah.

Hal inilah yang dilakukan Evermos, di mana teknologi digital akan membantu membuka akses, dan menghubungkan para UMKM dengan reseller.

Dia menegaskan, bonus demografi yang terjadi di Indonesia juga merupakan keuntungan tersendiri karena jumlah digital talenta yang meningkat di Indonesia.

Hal tersebut dikatakan harus dioptimalkan pemerintah dan perusahaan untuk bersama-sama meningkatkan atmosfer digital di Indonesia agar menjadi lebih baik.

(Republika)