Biografi Al Ghazali, Imam Besar Bergelar Hujjatul Islam

Ary
0
Al Ghazali : Biografi Al Ghazali, Imam Besar Bergelar Hujjatul Islam


Berikut biografi singkat Al Ghazali, ahli tasawuf, imam besar bergelar Hujjatul Islam.

Nama lengkapnya Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad Al Ghazali.  Dikenal dengan Imam Al Ghazali.

Beliau lahir di kota Thus Kurasan, bagian dari wilayah Persia tahun 450H / 1085M.

Sejak kecil, Al Ghazali hidup sendiri, sebab kedua orang tuanya telah wafat. Sebelum ayahnya wafat, Al Ghazali dititipkan di Nisapur ke teman ayahnya seorang ahli tasawuf, disana Al Ghazali hidup dan dididik berbagai ilmu.

Di Durjan, beliau belajar bahasa arab dan ilmu fikih. Selesai belajar di Durjan, pindah ke Nisapur, tak jauh dari Thus. Disana, belajar ilmu agama dan ilmu umum kepada Imam Al Harammain. Juga belajar banyak hal mengenai ilmu kalam dan logika.


Perjalanan Menimba Ilmu

Setelah banyak menimba ilmu di Nisapur. Al Ghazali menuju Baghdad yang waktu itu pusat peradaban dunia. Disana, mengajar dan namanya mulai banyak dikenal. Banyak yang ingin belajar kepadanya.

Seiring waktu, nama Al Ghazali makin populer sampai terdengar oleh perdana menteri Nirsam Al Mulk, dari pemerintahan dinasti Seljuk.

Tahun 484 Hijriah, ketika usia Al Ghazali 34 tahun. Perdana menteri mengangkatnya menjadi guru besar di universitas Nirzhamiyyah.

Nama Imam Al Ghazali pun makin dikenal, di Irak, Persia hingga ke seluruh dunia.

Kedudukan dan popularitas tinggi,  membuat Al Ghazali mengalami pertentangan batin hingga membuatnya sakit parah selama dua bulan.

Seorang tabib yang ingin menolong beliau mengatakan, penyakit ini datangnya dari diri sendiri dan yang bisa menyembuhkanya hanya beliau sendiri.

Imam Ghazali memahami yang disampaikan sang tabib. Beliau berupaya menyembuhkan diri dan terus berdoa siang malam kepada Allah hingga penyakit yang diderita sembuh.

Setelah sembuh, beliau meninggalkan seluruh kemewahan, popularitasnya, bahkan juga meninggalkan keluarganya.

Tahun 489 Hijriah, Imam Al Ghazali hijrah ke Damaskus Suriah dan tinggal 11 tahun disana untuk fokus beribadah, berkhalwat, mensucikan diri dan mendekatkan diri kepada sang Pencipta. Dari Damaskus, beliau juga sering  ke mesir, Yerusalem dan berhaji ke Mekkah.

Setelah menjalani hidup “zuhud” beliau merasa memperoleh ketenangan dan kepuasan batin.

Pada tahun 500 hijriah atau 1106 Masehi, beliau kembali ke Baghdad. Perdana menteri Nizam Al Mulk meminta beliau sekali mengajar di  universitas Nizhamiyyah, kali ini beliau cuma mengajar sebentar di universitas ini.

Beliau memutuskan pulang ke kampung halamanya di Thus dan mendiriian pondok, serta mempraktikan hidup zuhud atau tidak keduniawian. Beliau wafat pada tanggal 11 Desembee tahun 1111 Masehi atau 505 Hijriah, setelah merampungkan karya tulisnya.

Karya Imam AL Gazali Paling Terkenal

Sebelum wafat di kampung halamanya di Thus,  beliau telah merampungkan karya karya yang kemudian menjadi begitu terkenal.

Diantaranya yakni kitab “Ihya’ Ulumuddin”. Sampai sekarang, kitab ini masih dijadikan rujukan pemikir Islam dalam menuntut ilmu dan panduan beribadah.

Digelari Hujjatul Islam

Imam Al Ghazali bukan hanya ahli agama dan seorang sufi. Beliau juga pemikir hebat dan ahli filsafat. Sejak muda beliau gigih menentang taklid (keyakinan buta). Bahkan sebelum usianya 20 tahun, telah melakukan penelitian tentang perbedaan pada ilmu kalam.

Bidang keilmuan yang beliau pelajari juga begitu luas. Meliputi ilmu kalam, fikih, tasawuf, dialektika, logika hingga sains.

Waktu itu, beberapa ahli tasawuf bermimpi kelak Imam Al Ghazali menjadi ulama besar dan benar benar terbukti.  Imam Ghazali kemudian digelari Hujjatul Islam, atau pembela Islam. Beliau berhasil mendamaikan pertentangan di dalam ilmu kalam dan ilmu tasawuf.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)