HARGA KRIPTO KINI MULAI KEMBALI MEROKET!

Ary
0

NEAJURNAL-Harga mayoritas kripto diperkirakan akan menguat pada Selasa (11/8/2022), karena investor mengharapkan hasil positif dari rilis data inflasi Amerika pada Juli 2022. Menurut data CoinMarketCap pada 09:11 WIB, Bitcoin meningkat sebesar 6,23% ke harga US$ 24.310,57/koin, atau Rp 360.039.542/koin (asumsi kurs Rp 14.810/US$).

 Sementara itu, Ethereum naik 11,85% ke harga US$ 1.884,52/koin atau Rp 27.909.741/koin. Polkadot meningkat 9,65% menjadi US$ 9,49/koin (Rp 140,547/koin), Solana meningkat 7,78% menjadi US$ 42,92/koin (Rp 635,645/koin), dan Cardano meningkat sebesar 6,51% menjadi US$ 0,5438/koin (Rp 8.054/koin).

 Cryptocurrency dalam dolar AS dan rupiah Indonesia (%) 7 Hari Perbahan (%) Pasar Kapitalisasi (US$ Miliar) * 24.310,57 360.039.542 Bitcoin (BTC) 6,23% 5,14% 465,46 * Ethereum (ETH) 1,884,52 279,741 11,85% 13,96% 229,75 * USDT 1,00 14.810 0,01% 0,01% 66,78 USD 0.9998 14,807 -0,00% -0,06% 53,92 USDC * BNB 333,39 4.937.506 3,58% 10,65% 53,79 * XRP 0,3811 5,644 4,80% 2,42% 18,90 * Cardano (0,5438 8,054 6,51% 6,66% 18,45) * Binance USD (BUSD) -0,00% -0,01% 17,79 * 42,92 635,645 Solana (SOL) 14,96 * Polkadot (DOT) 9,49 140,547 9,65% 16,23% 10,60 

 Bitcoin kembali menguat kisaran US$ 24.000 per koin hari ini, seiring investor terus melihat hasil positif dari rilis data inflasi di Amerika Serikat (AS) untuk bulan Juli 2022. Data inflasi Negeri Paman Sam dari sisi konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) pada periode Juli 2022 resmi dirilis pada Rabu malam waktu Indonesia. Hasilnya bahkan lebih baik daripada kegembiraan pasar.
 
 IHK Negeri Paman Sam melandai ke 8,5% sejak bulan lalu (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada Juni lalu sebesar 9,1%. IHK Juli juga di bawah ekspektasi pasar sebesar 8,7%.

 Indeks harga konsumen tidak banyak berubah sejak Juni tahun lalu, menurut analisis awal, sementara CPI tidak termasuk item makanan dan energi yang mudah disesuaikan dan hanya sedikit penurunan harga selama delapan bulan, menurut Departemen Tenaga Kerja AS.

 Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menganalisis informasi ini bersama dengan statistik ekonomi penting lainnya yang akan dirilis pada bulan September nanti.
 "Perlambatan di IHK, tampaknya menjadi masalah besar bagi The Fed, terutama karena mereka telah memperkirakan bahwa inflasi akan melonjak nanti. 

Tetapi situasinya tidak selalu mengerikan. The Fed mungkin mulai menaikkan suku bunga jika kita melihat inflasi yang terus meningkat. , menurut Nancy Davis, direktur manajemen modal kuadrat, dalam sebuah wawancara dengan CNBC International.

 Pelaku pasar berharap bahwa The Fed dapat mencatatkan lebih sedikit saat inflasi Negeri Paman Sam mulai melandai, tetapi inflasi saat ini dinilai masih tinggi. Pasar juga percaya bahwa The Fed dapat mengendalikan inflasi tanpa membuat perekonomian terhenti.

 Akibat inflasi yang terus berlanjut, The Fed berpotensi menaikkan suku bunga pada September ke level yang lebih moderat. Meski begitu, Neel Kashkari, presiden The Fed di Minneapolis, dan Charles Evans, presiden The Fed di Chicago, keduanya menyatakan bahwa "The Fed masih akan tetap menaikkan suku bunganya agresif secara agresif, meskipun inflasi melandai."

 Meski begitu, Neel Kashkari, presiden The Fed di Minneapolis, dan Charles Evans, presiden The Fed di Chicago, keduanya menyatakan bahwa "The Fed masih akan tetap menaikkan suku bunganya agresif secara agresif, meskipun inflasi melandai." Kashkari memprediksi bahwa suku bunga The Fed akan naik menjadi 3,9% tahun ini dan 4,4% tahun depan dari level saat ini 2,25-2,5%. “Tidak ada yang bergerak. 

Kita harus menjaga tingkat inflasi sebesar 2%,” tutur Kashkari, seperti dilansir Reuters. Pernyataan yang dibuat oleh Kashkari tersebut dapat berkontribusi pada ekspektasi pasar yang berkelanjutan bahwa The Fed akan mengekang agresivitasnya jika tren inflasi terwujud.

(Pras)

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)